Madura Lumbung Santri dan Intelektual

Rabu, 19 Agustus 2009

Pemusyrikan Massal Berkedok Pelestarian Budaya Rokat Tase’




Oleh: Badrus Syamsi
Asal: Klampis, Bangkalan


Seperti apa yang telah diberitakan oleh Jawa Pos (Selasa, 13/11/07), bahwa rangkaian ritual rokat tase’ di pesisir pantai Klampis Timur, Kecamatan Klampis, Bangkalan berupa larung sesaji ke tengah laut, tumpeng jumbo berikut 56 tumpeng kecil, tak ketinggal sesajen utama berupa kepala sapi. Astaqfirullahal adzim...

Dalam rangka pelestarian budaya rokat tase', warga pesisir pantai dianjurkan agar tidak bekerja lalu serempak dimusyrikkan, lewat acara tersebut. Alasannya adalah bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Di sini lafal Tuhan Yang Maha Esa (dari sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa) telah menjadi simbol syetan, karena yang dimintai berkah adalah apa yang mereka anggap sebagai penjaga laut, misalnya kepercayaan legenda/ mitos, yaitu kepercayaan terhadap syetan dengan meletakkan kepala sapi di pagak (Palo: bhs madura) yang merupakan tetenger muara pantai.

Bukan hanya warga sekitar, tokoh pemuda, mahasiswa dan aparat desa saja yang menggalakkan kemusyrikan dengan aneka upacara model animisme primitif yang sudah diberantas oleh para ulama dahulu. Tetapi didukung oleh Muspika, Salah satunya adalah Camat yang ikut serta menyemarakkan upacara kemusyrikan tersebut.

Dengan demikian, tatkala kemudian Allah swt menimpakan bencana tsunami di Aceh dan musibah nasional lainnya, seharusnya masyarakat yang telah mengadakan upacara resmi kemusyrikan yang menentang Allah swt ini mestinya sadar dan bertobat. Tetapi justru bertambah semakin meratanya kemusyrikan. Bukannya sadar dan kembali kepada Allah swt, namun justru lebih kental kemusyrikannya.

Itulah bukti nyata pemusyrikan umum secara massal yang dimotori oleh para tokoh pemuda dan mahasiswa islam dan lebih anehnya lagi didukung oleh pemuka desa dan muspika kecamatan serta anggota DPR. Upacara-upacara adat pakai sesaji itu sudah jelas kemusyrikannya dan bertentangan dengan ajaran Islam. Tetapi di pesisir, sejak anak-anak sudah dikasih tontonan bahkan contoh kemusyrikan, baik oleh para orang tua ataupun para mahasiswa Islam.

Pencopotan Tauhid secara massal ini, lebih dahsyat dibanding sekadar penjajahan fisik oleh Belanda dan lainnya selama 350 tahun. Masyarakat awam digarap untuk menjadi musyrik yang sangat dimurkai Allah swt.

Sadarlah wahai tokoh masyarakat, dan sadarlah wahai saudara-saudaraku, para pemuda dan mahasiswa khususnya di Klampis Timur. Dalam hidup ini, manusia hanyalah ditugaskan untuk menghamba, mengabdi, beribadah kepada Allah swt.

Masuk akal lah kalau penghuni-penghuni neraka itu tidak sedikit dan kekal di dalamnya. Karena memang tingkat kejahatannya tidak bisa kita hitung lagi. Bayangkan kalau memusyrikkan ratusan orang secara sistematis. Nanti yang dimusyrikkan itu kemudian beranak pinak lagi, mereka musyrik lagi dan seterusnya, dan itu atas upaya dari kita asalnya, betapa dahsyatnya.

Terkutuknya orang Yahudi Bani Israel karena penentangannya terhadap aturan Allah swt hingga diubah menjadi babi dan kera, masih tersurat nyata dalam Kitab Suci Al-Qur’an sebagai peringatan, dan kita tentu wajib mempercayainya. Kisahnya ada di dalam beberapa surat, yaitu:
Katakanlah, "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka yang dijadikan kera dan babi dan menyembah thaghut?" Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus. (QS. Al-Maidah: 60)
Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya, Kami katakan kepadanya, "Jadilah kamu kera yang hina.(QS. Al-A'raf: 66)

Namun kini upaya untuk menjadikan manusia ini jadi babi dan kera justru digalakkan secara seksama, atas inisiatif kita semua. Naudzubillahi min dzalik…

Tulisan ini hanya sebuah kegelisahan yang bisa diungkapkan secara sederhana, oleh seorang santri yang lemah tetapi resah atas masyarakatnya, sampai berlindung di dalam kamar-kamar terkunci pun masih diburu dan dijajah, untuk dicopot imannya dan dilepas akhlaq, moral, dan etikanya. Dari dada yang berisi keimanan Tauhid, digerayangi untuk diganti menjadi syirik.

Akankah pencopotan iman dan pelucutan akhlaq ini kita lanjutkan bersama? Hingga anak-anak dan para orangtua yang masih ada imannya di dada sangat sesak untuk bernafas, karena keluarga, anak-anak dan cucunya walau berada di dalam rumah pun digarap atas nama "pelestarian budaya" yang mencopot iman dan akhlaq setiap saat. Lantas, dimanakah tempat seorang santri lemah seperti penulis ini, bila hanya untuk bernafas lega saja sudah tidak ada tempatnya lagi, wahai saudara-saudaraku, kembalilah dengan hukum Allah! Sumber: (Catatan Pribadi/2007)

Semoga bermanfaat.

2 komentar:

  1. terima kasih atas informasinya
    sungguh bermanfaat artikel ini..thanks for share
    Mesin mobil

    BalasHapus
  2. Jangan berhenti untuk terus berkarya, semoga

    kesuksesan senantiasa menyertai kita semua.
    keep update! mobil keren

    BalasHapus